Sanitarian_arief
Rabu, 18 Januari 2012
Rabu, 11 Januari 2012
Akhir Februari kemarin, perfilman Indonesia tiba-tiba ramai dengan kemunculan film Ayat Ayat Cinta (AAC). Film bertema cinta dan religi yang diadaptasi dari novel karya Habiburrahman El Shirazy ini rupanya mampu menyedot jutaan penonton.
Dengan strategi promosi yang tepat, film ini berhasil bertengger lama di layar bioskop. Bahkan para penonton pun harus rela antri berjam-jam demi mendapatkan tiket. Selain ngantri berjam-jam, terkadang tiket yang didapat pun untuk pertunjukan keesokan harinya. Luar biasa.
Jauh sebelum dirilis, sudah banyak penonton yang menantikan film garapan Hanung Bramantyo ini. Bahkan bajakannya sudah banyak beredar diinternet. Bukan cuma itu, VCD dan DVD bajakan film AAC pun menjamur. Ini baru pertama kalinya terjadi, ada film Indonesia yang dibajak jauh sebelum filmnya dirilis. Tapi yang namanya bajakan,kualitasnya tentu tidak bagus karena bisa dibilang baru setengah jalan dalam penyuntingan. Saat pembajakan film AAC ini marak, Hanung menegaskan bahwa film AAC yang akan diputar di bioskop, kualitasnya jauh lebih baik daripada yang bajakan.
Hal ini mengundang rasa penasaran banyak orang, ada apa dengan film AAC sampai-sampai dibajak jauh sebelum di rilis? Hingga ketika film ini dirilis pada tanggal 21 Februari, terjadilah pembludakan di bioskop-bioskop Indonesia.
Film AAC terbilang fenomenal. Hanya dalam kurun waktu 3 minggu, film ini menarik hingga 1,7 juta penonton. Kemudian menembus 3 juta penonton hanya dalam waktu kurang dari satu bulan! Tentu jumlah ini akan terus bertambah mengingat minat untuk menonton film ini belum luntur. Angka tersebut sebenarnya sepadan, apalagi jika dibanding dengan uang 10 milyar yang dikeluarkan MD Entertainment untuk membiayai film ini.
Pencapaian jumlah penonton film AAC ini menyaingi film-film besar seperti “Nagabonar jadi 2” dan “Ada Apa Dengan Cinta?”(AADC). Seperti dilansir berbagai media, “Nagabonar Jadi 2” meraup 1 juta penonton dalam waktu 36 hari. Sedangkan “AADC” meraih 4 juta penonton dalam tempo empat bulan.
Sebagian kecil kalangan ada yang kecewa dengan hasil adaptasi film ini, mereka beranggapan film ini tidak adaptif dan tidak sebagus novel aslinya.Namun terlepas dari semua itu, film AAC memang fenomenal dan bahkan mampu ‘memaksa’ Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, menonton film ini. Jusuf Kalla menonton bersama sang istri dan beberapa menteri di XXI Plaza Senayan, sedangkan Presiden SBY menyaksikannya bersama para duta besar negara sahabat di Studio XXI EX dengan menyewa sekaligus 4 studio yang khusus menayangkan film AAC. Dikabarkan mantan presiden BJ Habibie dan istrinya sengaja datang dari Jerman hanya untuk menyaksikan film ini.
Uniknya, baru film AACsaja yang mampu menarik penonton dari kalangan ibu-ibu pengajian.Bahkan tak sedikit yang memang datang secara rombongan dari kelompok pengajian tertentu. Jadilah suasana bioskop dipenuhi ibu-ibu.
Dengan strategi promosi yang tepat, film ini berhasil bertengger lama di layar bioskop. Bahkan para penonton pun harus rela antri berjam-jam demi mendapatkan tiket. Selain ngantri berjam-jam, terkadang tiket yang didapat pun untuk pertunjukan keesokan harinya. Luar biasa.
Jauh sebelum dirilis, sudah banyak penonton yang menantikan film garapan Hanung Bramantyo ini. Bahkan bajakannya sudah banyak beredar diinternet. Bukan cuma itu, VCD dan DVD bajakan film AAC pun menjamur. Ini baru pertama kalinya terjadi, ada film Indonesia yang dibajak jauh sebelum filmnya dirilis. Tapi yang namanya bajakan,kualitasnya tentu tidak bagus karena bisa dibilang baru setengah jalan dalam penyuntingan. Saat pembajakan film AAC ini marak, Hanung menegaskan bahwa film AAC yang akan diputar di bioskop, kualitasnya jauh lebih baik daripada yang bajakan.
Hal ini mengundang rasa penasaran banyak orang, ada apa dengan film AAC sampai-sampai dibajak jauh sebelum di rilis? Hingga ketika film ini dirilis pada tanggal 21 Februari, terjadilah pembludakan di bioskop-bioskop Indonesia.
Film AAC terbilang fenomenal. Hanya dalam kurun waktu 3 minggu, film ini menarik hingga 1,7 juta penonton. Kemudian menembus 3 juta penonton hanya dalam waktu kurang dari satu bulan! Tentu jumlah ini akan terus bertambah mengingat minat untuk menonton film ini belum luntur. Angka tersebut sebenarnya sepadan, apalagi jika dibanding dengan uang 10 milyar yang dikeluarkan MD Entertainment untuk membiayai film ini.
Pencapaian jumlah penonton film AAC ini menyaingi film-film besar seperti “Nagabonar jadi 2” dan “Ada Apa Dengan Cinta?”(AADC). Seperti dilansir berbagai media, “Nagabonar Jadi 2” meraup 1 juta penonton dalam waktu 36 hari. Sedangkan “AADC” meraih 4 juta penonton dalam tempo empat bulan.
Sebagian kecil kalangan ada yang kecewa dengan hasil adaptasi film ini, mereka beranggapan film ini tidak adaptif dan tidak sebagus novel aslinya.Namun terlepas dari semua itu, film AAC memang fenomenal dan bahkan mampu ‘memaksa’ Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, menonton film ini. Jusuf Kalla menonton bersama sang istri dan beberapa menteri di XXI Plaza Senayan, sedangkan Presiden SBY menyaksikannya bersama para duta besar negara sahabat di Studio XXI EX dengan menyewa sekaligus 4 studio yang khusus menayangkan film AAC. Dikabarkan mantan presiden BJ Habibie dan istrinya sengaja datang dari Jerman hanya untuk menyaksikan film ini.
Uniknya, baru film AACsaja yang mampu menarik penonton dari kalangan ibu-ibu pengajian.Bahkan tak sedikit yang memang datang secara rombongan dari kelompok pengajian tertentu. Jadilah suasana bioskop dipenuhi ibu-ibu.
Selasa, 10 Januari 2012
Kesehatan lingkungan
. DEFINISI
—-Ada beberapa definisi dari kesehatan lingkungan :
- Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.1
- Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.2
B. RUANG LINGKUP KESEHATAN LINGKUNGAN
—-Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :1
- Penyediaan Air Minum
- Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
- Pembuangan Sampah Padat
- Pengendalian Vektor
- Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
- Higiene makanan, termasuk higiene susu
- Pengendalian pencemaran udara
- Pengendalian radiasi
- Kesehatan kerja
- Pengendalian kebisingan
- Perumahan dan pemukiman
- Aspek kesling dan transportasi udara
- Perencanaan daerah dan perkotaan
- Pencegahan kecelakaan
- Rekreasi umum dan pariwisata
- Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk
- Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
—-Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu :3
- Penyehatan Air dan Udara
- Pengamanan Limbah padat/sampah
- Pengamanan Limbah cair
- Pengamanan limbah gas
- Pengamanan radiasi
- Pengamanan kebisingan
- Pengamanan vektor penyakit
- Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca bencana
C. SASARAN KESEHATAN LINGKUNGAN
—-Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut :3
- Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
- Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
- Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis
- Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum
- Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus.
D. MASALAH-MASALAH KESEHTAN LINGKUNGAN DI INDONESIA
—-Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia permasalah dalam kesehatan lingkungan antara lain :2,4
1. Air Bersih
—-Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
—-Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
- Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
- Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l)
- Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
2. Pembuangan Kotoran/Tinja
—-Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :2,5
- Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
- Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau sumur
- Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
- Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
- Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin
- Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
- Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
3. Kesehatan Pemukiman
—-Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :2,6
- Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu
- Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah
- Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup
- Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
4. Pembuangan Sampah
—-Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-faktor /unsur, berikut:6
- Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi
- Penyimpanan sampah
- Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
- Pengangkutan
- Pembuangan
—-Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien.
5. Serangga dan Binatang Pengganggu
—-Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.
—-Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab.
6. Makanan dan Minuman
—-Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).
—-Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi :6
- Persyaratan lokasi dan bangunan
- Persyaratan fasilitas sanitasi
- Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan
- Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
- Persyaratan pengolahan makanan
- Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
- Persyaratan peralatan yang digunakan
- Pencemaran Lingkungan
—-Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out door air pollution. Indoor air pollution merupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung umum, bis kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan ketimbang berada di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita. Mengenai masalah out door pollution atau pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan. Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak pencemaran pada beberapa kelompok resiko tinggi penduduk kota dibanding pedesaan. Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih buruk di masa mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian atau sekedar diambil kayunya ternyata membawa dampak serius, misalnya infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya jadual penerbangan, terganggunya ekologi hutan.
PKL di Rumah Sakit Jogja
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wirosaban Kota Yogyakarta adalah Rumah sakit Umum kelas C yang dibentuk berdasarkan Surat Keterangan (SK) Menteri Kesehatan RI No. 496/Menkes/SKV/1994, dan dikukuhkan dengan Peraturan daerah no. 1 tahun 1996.
Berdasarkan Perda no. 47 Tahun 2000, kegiatan operasionalnya dimulai pada 10 Oktober 1987 dan menjadi unsur pelaksana Pemerintah Daerah dalam bidang Pelayanan Kesehatan untuk Rumah Sakit.
Rumah sakit ini mempunyai visi dan misi sebagai pelaksana pelayanan prima dalam bidang kesehatan yang sesuai dengan standar pelayanan dan mewujudkan pengembangan pelayanan perumah sakitan dan manajemen rumah sakit yang memuaskan.
Dengan motto Pelayanan dengan Senyum, Sapa, Sopan, Santun dan Sembuh (5S), rumah sakit ini bertekat untuk menjadi pusat pelayanan kesehatan masyarakat Kota Yogyakarta dan sekitarnya yang membutuhkan layanan kesehatan.
Selain itu karyawan terutama bagian Sanitasinya sangat ramah kepada kami sebagai mahasiswa yang sedang PKL di tempat tersebut. Saya PKL di rumah sakit Wirosaban bersama lima teman saya yaitu : Ana Rida Diana, Bernadus Alfan Raga, Citra Yulia, dan Rifki Ika P.
Kami melakukan PKL dari kampus Poltekkes Yogyakarta selama 1 minggu mulai tanggal 12-17 Desember 2011. Aturan di Rumah Sakit adalah masuk jam 08.00 dan pulang jam 15.00.
tugas kami disana selain jadwal yang sudah ditentukan dari pihak kampus juga diberi tugas harian yaitu menulis debit air disetiap tempat penampungan air seperti :
1. WT (Water Tower)
2. Ruang Loundry
3.OK (kamar operasi)
Selain itu juga pengecekan kadar DO, pH, dan sisa klor pada 2 bangsal disetiap harinya secara acak.
dan juga kadang melalukan fogging ruangan pada ruang pasien setelah selesei digunakan.
Jenis Layanan di Rumah Sakit Wirosaban:
- Poliklinik Spesialis
- Poliklinik Spesialis Anak.
- Poliklinik Spesialis Bedah.
- Poliklinik Spesialis Dalam
- Poliklinik Spesialis Kebidanan dan kandungan
- Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin.
- Poliklinik Spesialis Kulit dan kelamin
- Poliklinik Spesialis THT
- Poliklinik Spesialis Mata
- Poliklinik Spesialis Syaraf
- Poliklinik Spesialis Jiwa
- Poliklinik Gigi dan Mulut
- Poliklinik Konsultasi Gizi
- Pelayanan Gawat Darurat
Berikut kegiatan pengurasan salah satu bak aerasi di rumah sakit
Foto bersama pegawai Sanitasi Rumah Sakit
didepan ruang Sanitasi
Kegiatan keakraban dengan pegawai Sanitasi serta kegiatan bertukar pikiran tentang Kesehatan Lingkungan.
Demikian cerita kegiatan yang sangat bermanfaat dan pengalaman baru setelah diadakannya PKL di Rumah Sakit Wirosaban yang telah saya dan teman-teman saya alami selama 1 minggu kemarin. semoga ini tidak hanya jadi inspirasi untuk saya dan teman-teman, tetapi untuk semua orang yang membacanya.amin....
Berdasarkan Perda no. 47 Tahun 2000, kegiatan operasionalnya dimulai pada 10 Oktober 1987 dan menjadi unsur pelaksana Pemerintah Daerah dalam bidang Pelayanan Kesehatan untuk Rumah Sakit.
Rumah sakit ini mempunyai visi dan misi sebagai pelaksana pelayanan prima dalam bidang kesehatan yang sesuai dengan standar pelayanan dan mewujudkan pengembangan pelayanan perumah sakitan dan manajemen rumah sakit yang memuaskan.
Dengan motto Pelayanan dengan Senyum, Sapa, Sopan, Santun dan Sembuh (5S), rumah sakit ini bertekat untuk menjadi pusat pelayanan kesehatan masyarakat Kota Yogyakarta dan sekitarnya yang membutuhkan layanan kesehatan.
Selain itu karyawan terutama bagian Sanitasinya sangat ramah kepada kami sebagai mahasiswa yang sedang PKL di tempat tersebut. Saya PKL di rumah sakit Wirosaban bersama lima teman saya yaitu : Ana Rida Diana, Bernadus Alfan Raga, Citra Yulia, dan Rifki Ika P.
Kami melakukan PKL dari kampus Poltekkes Yogyakarta selama 1 minggu mulai tanggal 12-17 Desember 2011. Aturan di Rumah Sakit adalah masuk jam 08.00 dan pulang jam 15.00.
tugas kami disana selain jadwal yang sudah ditentukan dari pihak kampus juga diberi tugas harian yaitu menulis debit air disetiap tempat penampungan air seperti :
1. WT (Water Tower)
2. Ruang Loundry
3.OK (kamar operasi)
Selain itu juga pengecekan kadar DO, pH, dan sisa klor pada 2 bangsal disetiap harinya secara acak.
dan juga kadang melalukan fogging ruangan pada ruang pasien setelah selesei digunakan.
Jenis Layanan di Rumah Sakit Wirosaban:
- Poliklinik Spesialis
- Poliklinik Spesialis Anak.
- Poliklinik Spesialis Bedah.
- Poliklinik Spesialis Dalam
- Poliklinik Spesialis Kebidanan dan kandungan
- Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin.
- Poliklinik Spesialis Kulit dan kelamin
- Poliklinik Spesialis THT
- Poliklinik Spesialis Mata
- Poliklinik Spesialis Syaraf
- Poliklinik Spesialis Jiwa
- Poliklinik Gigi dan Mulut
- Poliklinik Konsultasi Gizi
- Pelayanan Gawat Darurat
Berikut kegiatan pengurasan salah satu bak aerasi di rumah sakit
Foto bersama pegawai Sanitasi Rumah Sakit
didepan ruang Sanitasi
Kegiatan keakraban dengan pegawai Sanitasi serta kegiatan bertukar pikiran tentang Kesehatan Lingkungan.
Demikian cerita kegiatan yang sangat bermanfaat dan pengalaman baru setelah diadakannya PKL di Rumah Sakit Wirosaban yang telah saya dan teman-teman saya alami selama 1 minggu kemarin. semoga ini tidak hanya jadi inspirasi untuk saya dan teman-teman, tetapi untuk semua orang yang membacanya.amin....
Prospek Kerja Kesehatan Lingkungan
KOMPETENSI DAN PELUANG KERJA
Perkembangan ilmu kesehatan masyarakat semakin pesat dan derajat kesehatan masyarakat kita akan semakin menurun
apabila tidak dilakukan management kesehatan yang berkualtas. Sarjana Kesehatan Masyarakat diciptakan untuk
mengembangkan kapabilitas dan kompetensinya dalam memanage berbagai permasalahan kesehatan masyarakat untuk
selanjutnya mencari pemecahannya (problem solving).
Orientasi kerja selama ini yang focus pada Dinas Kesehatan dan Puskesmas sebenarnya sudah tidak relevan lagi
karena berbagai kondisi. Ekspansi kebidang yang lainnya sangatlah diperlukan. Padahal berbagai prospek kerja
masih belum terisi oleh tenaga kesehatan masyarakat bahkan beberapa diisi oleh tenaga dari bidang ilmu yang
lainnya. Kondisi ini perlu kita tindak lanjuti bersama, adapun beberapa prospek kerja dapat dijabarkan sebagai
berikut :
1. KESEHATAN LINGKUNGAN
Bagian Kesehatan Lingkungan dikhususkan untuk mendalami dan menganalisis faktor lingkungan (fisik, biologis, kimia,
sosial) yang berpengaruh pada derajat kesehatan masyarakat.
KOMPETENSI
1. Paham untuk melakukan pengukuran parameter kesehatan lingkungan (Fisika, kimia, biologi, radioaktif, social).
2. Mampu melakukan analisis permasalahan kesehatan lingkungan (air bersih, pengelolaan limbah, pengelolaan
sampah, pengendalian vector, sanitasi makanan, pencemaran lingkungan dan toksikologi lingkungan, lingkungan sosial).
3. Mampu melakukan prediksi dampak kesehatan lingkungan dan mernacang alternatif-alternatif pengelolaan untuk
penyelesaian permasalahan kesehatan lingkungan permukiman dan industri (air bersih, pengelolaan limbah, pengelolaan sampah, pengendalian vector, sanitasi makanan, pencemaran lingkungan dan toksikologi lingkungan, lingkungan sosial).
4. Mampu melakukan modifikasi dan manipulasi lingkungan untuk penyelesaian permasalahan kesehatan lingkungan
permukiman dan industri (air bersih, pengelolaan limbah, pengelolaan sampah, pengendalian vector, sanitasi makanan,
pencemaran lingkungan dan toksikologi lingkungan, lingkungan sosial).
LAPANGAN PEKERJAAN
1. Dinas Kesehatan (Propinsi maupun Kabupaten/Kota) baik di Pulau Jawa maupun luar Jawa;
2. Puskesmas;
3. Dosen PTN (S-1 dan D-3 AKL);
4. Rumah Sakit; Barida (badan pemeriksa daerah);
5. Pengendalian Penyakit Berbasis Binatang (P2B2);
6. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP); Balai Kesehatan Paru (BP4); Balai Kesehatan Mata (BKM).
7. Rumah Sakit swasta; Dosen PTS/STIKES maupun D-3 Kesehatan Lingkungan;
8. Konsultan Air Bersih dan Sanitasi (WISLIC), Konsultan Persampahan;
9. Pengendali Vektor;
10. LSM Lingkungan.
Manajer lingkungan RS, Konsultan limbah, Konsultan Amdal kesmas, Manager kesja dan kesling pd berbagai perusahaan :
pertamina, PLN, Kontruksi, Tekstil, Telkom, dll., Quality control supervisor pada perusahaan makanan dan minuman :
sosro, coca-cola, Aqua, catering dll, Sanitarian pada Hotel dan restourant , Manager HACCP pada restaurant,
Laboratorium kesmas, Puskesmas, Dinas kesehatan, Bapedalda,, Wiraswasta : catering, pest control, konsultan amdal, konsultan limbah dll
2. EPIDEMIOLOGI
Bagian yang secara institusi menyiapkan peserta didik yang handal di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit
serta permasalahan kesehatan pada umumnya dengan menggunakan prinsip-prinsip dan metode epidemiologi.
KOMPETENSI
1. Mampu menganalisis masalah kesehatan masyarakat dengan pendekatan epidemiologi.
2. Mampu mengukur besaran masalah kesehatan dan mencari hubungannya dengan factor risiko.
3. Mampu menyusun dan menyajikan laporan hasil pengamatan, penyelidikan dan penelitian epidemiologi.
4. Mampu merancang, menyelenggarakan survailans masalah kesehatan untuk meramalkan pola masalah kesehatan.
5. Mampu merancang, memantau dan menilai pelaksanaan program kesehatan dengan pendekatan kuantitatif.
LAPANGAN PEKERJAAN
1. Departemen
a. Dinas Kesehatan : seksi P2M, Imunisasi, Penyidikan wabah
b. LITBANG
c. Jenis Tenaga Ker
d. Yang terkait dengan Upaya Pengobata
e. Yang terkait dengan upaya promotif, protektif, preventif, dan upaya paradigma sehat:
1. Epidemiolog
2. Entomolog
(Jabatan Fungsional dalam BKN tahun 2006 untuk tenaga kerja kesehatan bidang kesehatan masyarakat)
2. Non Departemen
a. Perusahaan: Industri Pestisida, Industri makanan/minuman
b. Individual: Surveyor, Konsultan di Bidang Kesehatan
3. Organisasi lain : LSM
1. Survei jentik dan PSN
2. Pemeriksaan kelenjar ludah untuk melihat adanya infeksi : Plasmodium, Filaria (parasit)
3. Menghitung umur nyamuk dengan bedah ovarium
3. GIZI Kesehatan Masyarakat
Bagian yang secara institusi menyiapkan sarjana kesehatan masyarakat yang unggul dalam konsep (teori), pemodelan,
dan perancangan yang berkaitan dengan disiplin ilmu gizi kesehatan masyarakat yang berkualitas dan mampu beradaptasi
dengan lingkungan kerja, tanggap terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam dunia nyata, serta mampu
bersaing di dunia kerja.
KOMPETENSI
1. Mampu mengidentifikasi masalah gizi makro dan mikro pada perorangan dan kelompok.
2. Mampu mengidentifikasi masalah ketersediaan dan keamanan pangan.
3. Mampu mengidentifikasi factor risiko masalah gizi dan masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi.
4. Mampu merencanakan, melaksanakan & mengevaluasi program pencegahan serta penanggulangan masalah gizi dan masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi.
5. Mampu melakuakn penelitian dan publikasi ilmiah.
LAPANGAN PEKERJAAN
1. Instansi Pemerintah :Dinkes, Depkes, Dep. Industri
2. Swasta : Pabrik Makanan
3. Manager Quality control pada perusahaan makanan dan restaurant,
4. supervisor HACCP pada berbagai perusahaan : restaurant, hotel, supermarket, supplier makanan dll, konsultan gizi, catering, dll.
4. ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAAN KESEHATAN
Bagian AKK adalah salah satu elemen FKM yang mendukung pembelajaran dan pencapaian kompetensi kesehatan masyarakat
dalam bidang administrasi manajerial dan kebijakan kesehatan
KOMPETENSI
1. Mampu melakukan analisa situasi masalah kesehatan berdasarkan konsep H.L. Blum.
2. Mampu melakukan analisis aspek manajerial dari system layanan kesehatan.
3. Mampu melakukan skala prioritas masalah kesehatan.
4. Mampu membuat rencana, mengorganisasi, monitoring dan evaluasi program kesehatan.
5. Mampu melakukan advokasi kebijakan kesehatan.
6. Mampu menerapkan metode pengambilan keputusan manajerial.
7. Mampu melakukan analisis kebutuhan kebijakan.
8. Mampu menerapkan langkah-langkah perumusan kebijakan dalam rangka pengendalian faktor risiko terhadap kesehatan.
LAPANGAN PEKERJAAN
Sebagai pelaksana, pengelola, atau pengatur dalam administrasi/manajerial pelayanan dan program kesehatan,
di institusi kesehatan, Rumah Sakit, Asuransi dan pembiayaan kesehatan, LSM dan lain-lain baik di sektor pemerintah
maupun swasta.
Manager RS, Manager Rekam Medik, Manager Pemasaran RS, Manager Asuransi Kesehatan, Bank Insurance and consultant financial (asuransi pada Bank), manager perusahaan farmasi., Pemasaran Laboratorium dan alat kesehatan, puskesmas, dinas kesehatan dll.
5. BIOSTATISTIK DAN KEPENDUDUKAN
Bagian yang secara institusi menyiapkan peserta didik untuk menjadi seorang yang memahami mengenai data
dan cara pengelolaannya, sehingga bisa menunjang kegiatan perencanaan dan pengambilan keputusan
KOMPETENSI
1. Mampu melakukan pengelolaan data (pengumpulan, pengolahan, analisis, penyajian, dan interprestasi)
di bidang kesehatan, kependudukan dan kesehatan reproduksi dengan pendekatan statistik dan teknologi informasi.
2. Mampu melakukan manajemen basis data (Storing, up dating, retieving, distributing) untuk proses manajerial
di bidang kependudukan, kesehatan reproduksi dan kesehatan secara umum dengan memanfaatkan teknologi informasi.
3. Mampu menyajikan data dan informasi untuk mendukung proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
di bidang kesehatan, kependudukan dan kesehatan reproduksi.
LAPANGAN PEKERJAAN
1. Konsultan manajemen riset
2. Konsultan statistic dan pengelolaan data kesehatan BPS, Bapedalda, BKKBN
3. Pengembangan software sistem informasi kesehatan
6. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Bagian K3 menyelenggarakan proses pendidikan dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Pendidikan S1 Kesehatan
Masyarakat dengan minat K3 dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan ahli K3 di berbagai sektor pekerjaan.
KOMPETENSI
1. Mampu meakukan pengenalan faktor bahaya (occupational health hazards) di tempat kerja.
2. Mampu melakukan pengukuran terhadap faktor bahaya di tempat kerja.
3. Mampu menggunakan data hasil pengukuran potensi bahaya di tempat kerja dalam merencanakan
program penaggulangan (manajemen data).
4. Mampu menggunakan data kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dalam menyusun program pencegahan
bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
5. Mampu mengendalikan potensi bahaya di tempat kerja berdasar hierarki kontrol bahay (loss prevention
programme).
6. Terampil melakukan monitoring dan evaluasi program pencegahan, penaggulangan masalah kesehatan di
tempat kerja.
LAPANGAN PEKERJAAN
Instansi pemerintah maupun non pemerintah dari tingkat pusat sampai daerah (Depkes, Depnaker, Pertamina,
Askes, Jamsostek, Rumah Sakit, PDAMK, industri makanan atau minuman, industri tekstil, kertas, dsb)
7. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Bagian PKIP menyiapkan mahasiswa lulusannya agar dapat berperan serta di masyarakat sebagai Agent of Change
berperan aktif memberdayakan masyarakat supaya mampu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan memperbaiki
kesehatan mereka secara Self Empowerment (pemberdayaan diri sendiri).
KOMPETENSI
1. Mampu mengukur/mengidentifikasi faktor-faktor perilaku yang mempengaruhi kesehatan
2. Mampu melakukan analisis penyebab masalah perilaku
3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan, memnuat desain dan menyajikan informasi yan berkaitan dengan kesehatan
kepada masyarakat
4. Mampu menyusun program perubahan perialaku masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan
5. Mampu menilai/mengukur perubahan perialaku masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan
6. Mampu melakukan identifikasi faktor-faktor perilaku yang merupakan faktor resiko terhadap kesehatan
7. Mampu menyusun, melaksanakan, monitoring, dan evaluasi program-program pengendalian faktor resiko
8. Mampu menjadi agen pembaharu dan penggerak masyarakat :
a. Mempunyai kemampuan sebagai leader
b. Mampu melakukan pemberdayaan masyarakat
c. Mampu menjalin jejaring kemitraan
LAPANGAN PEKERJAAN
1. Lembaga Swadaya Masyarakat PKBI, Pilar, Kalandara, Rumah Damai, Badan Narkoba Nasional, dan LSM lainnya, Komisi Penanggulangan Aid.
2. Rumah Sakit Pemerintah maupun Swasta
3. Media Elektronik : Stasiun Penyiaran Radio atau TV (Broadcast Station), Biro Periklanan, Biro Public Relations. Media Cetak : Surat Kabar
4. Institusi (Hotel, Mal, Bank, Pesantren, dsb)
5. Dalam unit di Departemen Kesehatan, Dinkes, Puskesmas dengan nama Biro/Bag/Unit Promosi Kesehatan.
6. Institusi Pendidikan (Perguruan Tinggi, Sekolah Tinggi Kesehatan, Poltekkes, Konselor Kesehatan di
TK,SD,SMP,SMU)
Perkembangan ilmu kesehatan masyarakat semakin pesat dan derajat kesehatan masyarakat kita akan semakin menurun
apabila tidak dilakukan management kesehatan yang berkualtas. Sarjana Kesehatan Masyarakat diciptakan untuk
mengembangkan kapabilitas dan kompetensinya dalam memanage berbagai permasalahan kesehatan masyarakat untuk
selanjutnya mencari pemecahannya (problem solving).
Orientasi kerja selama ini yang focus pada Dinas Kesehatan dan Puskesmas sebenarnya sudah tidak relevan lagi
karena berbagai kondisi. Ekspansi kebidang yang lainnya sangatlah diperlukan. Padahal berbagai prospek kerja
masih belum terisi oleh tenaga kesehatan masyarakat bahkan beberapa diisi oleh tenaga dari bidang ilmu yang
lainnya. Kondisi ini perlu kita tindak lanjuti bersama, adapun beberapa prospek kerja dapat dijabarkan sebagai
berikut :
1. KESEHATAN LINGKUNGAN
Bagian Kesehatan Lingkungan dikhususkan untuk mendalami dan menganalisis faktor lingkungan (fisik, biologis, kimia,
sosial) yang berpengaruh pada derajat kesehatan masyarakat.
KOMPETENSI
1. Paham untuk melakukan pengukuran parameter kesehatan lingkungan (Fisika, kimia, biologi, radioaktif, social).
2. Mampu melakukan analisis permasalahan kesehatan lingkungan (air bersih, pengelolaan limbah, pengelolaan
sampah, pengendalian vector, sanitasi makanan, pencemaran lingkungan dan toksikologi lingkungan, lingkungan sosial).
3. Mampu melakukan prediksi dampak kesehatan lingkungan dan mernacang alternatif-alternatif pengelolaan untuk
penyelesaian permasalahan kesehatan lingkungan permukiman dan industri (air bersih, pengelolaan limbah, pengelolaan sampah, pengendalian vector, sanitasi makanan, pencemaran lingkungan dan toksikologi lingkungan, lingkungan sosial).
4. Mampu melakukan modifikasi dan manipulasi lingkungan untuk penyelesaian permasalahan kesehatan lingkungan
permukiman dan industri (air bersih, pengelolaan limbah, pengelolaan sampah, pengendalian vector, sanitasi makanan,
pencemaran lingkungan dan toksikologi lingkungan, lingkungan sosial).
LAPANGAN PEKERJAAN
1. Dinas Kesehatan (Propinsi maupun Kabupaten/Kota) baik di Pulau Jawa maupun luar Jawa;
2. Puskesmas;
3. Dosen PTN (S-1 dan D-3 AKL);
4. Rumah Sakit; Barida (badan pemeriksa daerah);
5. Pengendalian Penyakit Berbasis Binatang (P2B2);
6. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP); Balai Kesehatan Paru (BP4); Balai Kesehatan Mata (BKM).
7. Rumah Sakit swasta; Dosen PTS/STIKES maupun D-3 Kesehatan Lingkungan;
8. Konsultan Air Bersih dan Sanitasi (WISLIC), Konsultan Persampahan;
9. Pengendali Vektor;
10. LSM Lingkungan.
Manajer lingkungan RS, Konsultan limbah, Konsultan Amdal kesmas, Manager kesja dan kesling pd berbagai perusahaan :
pertamina, PLN, Kontruksi, Tekstil, Telkom, dll., Quality control supervisor pada perusahaan makanan dan minuman :
sosro, coca-cola, Aqua, catering dll, Sanitarian pada Hotel dan restourant , Manager HACCP pada restaurant,
Laboratorium kesmas, Puskesmas, Dinas kesehatan, Bapedalda,, Wiraswasta : catering, pest control, konsultan amdal, konsultan limbah dll
2. EPIDEMIOLOGI
Bagian yang secara institusi menyiapkan peserta didik yang handal di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit
serta permasalahan kesehatan pada umumnya dengan menggunakan prinsip-prinsip dan metode epidemiologi.
KOMPETENSI
1. Mampu menganalisis masalah kesehatan masyarakat dengan pendekatan epidemiologi.
2. Mampu mengukur besaran masalah kesehatan dan mencari hubungannya dengan factor risiko.
3. Mampu menyusun dan menyajikan laporan hasil pengamatan, penyelidikan dan penelitian epidemiologi.
4. Mampu merancang, menyelenggarakan survailans masalah kesehatan untuk meramalkan pola masalah kesehatan.
5. Mampu merancang, memantau dan menilai pelaksanaan program kesehatan dengan pendekatan kuantitatif.
LAPANGAN PEKERJAAN
1. Departemen
a. Dinas Kesehatan : seksi P2M, Imunisasi, Penyidikan wabah
b. LITBANG
c. Jenis Tenaga Ker
d. Yang terkait dengan Upaya Pengobata
e. Yang terkait dengan upaya promotif, protektif, preventif, dan upaya paradigma sehat:
1. Epidemiolog
2. Entomolog
(Jabatan Fungsional dalam BKN tahun 2006 untuk tenaga kerja kesehatan bidang kesehatan masyarakat)
2. Non Departemen
a. Perusahaan: Industri Pestisida, Industri makanan/minuman
b. Individual: Surveyor, Konsultan di Bidang Kesehatan
3. Organisasi lain : LSM
1. Survei jentik dan PSN
2. Pemeriksaan kelenjar ludah untuk melihat adanya infeksi : Plasmodium, Filaria (parasit)
3. Menghitung umur nyamuk dengan bedah ovarium
3. GIZI Kesehatan Masyarakat
Bagian yang secara institusi menyiapkan sarjana kesehatan masyarakat yang unggul dalam konsep (teori), pemodelan,
dan perancangan yang berkaitan dengan disiplin ilmu gizi kesehatan masyarakat yang berkualitas dan mampu beradaptasi
dengan lingkungan kerja, tanggap terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam dunia nyata, serta mampu
bersaing di dunia kerja.
KOMPETENSI
1. Mampu mengidentifikasi masalah gizi makro dan mikro pada perorangan dan kelompok.
2. Mampu mengidentifikasi masalah ketersediaan dan keamanan pangan.
3. Mampu mengidentifikasi factor risiko masalah gizi dan masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi.
4. Mampu merencanakan, melaksanakan & mengevaluasi program pencegahan serta penanggulangan masalah gizi dan masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi.
5. Mampu melakuakn penelitian dan publikasi ilmiah.
LAPANGAN PEKERJAAN
1. Instansi Pemerintah :Dinkes, Depkes, Dep. Industri
2. Swasta : Pabrik Makanan
3. Manager Quality control pada perusahaan makanan dan restaurant,
4. supervisor HACCP pada berbagai perusahaan : restaurant, hotel, supermarket, supplier makanan dll, konsultan gizi, catering, dll.
4. ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAAN KESEHATAN
Bagian AKK adalah salah satu elemen FKM yang mendukung pembelajaran dan pencapaian kompetensi kesehatan masyarakat
dalam bidang administrasi manajerial dan kebijakan kesehatan
KOMPETENSI
1. Mampu melakukan analisa situasi masalah kesehatan berdasarkan konsep H.L. Blum.
2. Mampu melakukan analisis aspek manajerial dari system layanan kesehatan.
3. Mampu melakukan skala prioritas masalah kesehatan.
4. Mampu membuat rencana, mengorganisasi, monitoring dan evaluasi program kesehatan.
5. Mampu melakukan advokasi kebijakan kesehatan.
6. Mampu menerapkan metode pengambilan keputusan manajerial.
7. Mampu melakukan analisis kebutuhan kebijakan.
8. Mampu menerapkan langkah-langkah perumusan kebijakan dalam rangka pengendalian faktor risiko terhadap kesehatan.
LAPANGAN PEKERJAAN
Sebagai pelaksana, pengelola, atau pengatur dalam administrasi/manajerial pelayanan dan program kesehatan,
di institusi kesehatan, Rumah Sakit, Asuransi dan pembiayaan kesehatan, LSM dan lain-lain baik di sektor pemerintah
maupun swasta.
Manager RS, Manager Rekam Medik, Manager Pemasaran RS, Manager Asuransi Kesehatan, Bank Insurance and consultant financial (asuransi pada Bank), manager perusahaan farmasi., Pemasaran Laboratorium dan alat kesehatan, puskesmas, dinas kesehatan dll.
5. BIOSTATISTIK DAN KEPENDUDUKAN
Bagian yang secara institusi menyiapkan peserta didik untuk menjadi seorang yang memahami mengenai data
dan cara pengelolaannya, sehingga bisa menunjang kegiatan perencanaan dan pengambilan keputusan
KOMPETENSI
1. Mampu melakukan pengelolaan data (pengumpulan, pengolahan, analisis, penyajian, dan interprestasi)
di bidang kesehatan, kependudukan dan kesehatan reproduksi dengan pendekatan statistik dan teknologi informasi.
2. Mampu melakukan manajemen basis data (Storing, up dating, retieving, distributing) untuk proses manajerial
di bidang kependudukan, kesehatan reproduksi dan kesehatan secara umum dengan memanfaatkan teknologi informasi.
3. Mampu menyajikan data dan informasi untuk mendukung proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
di bidang kesehatan, kependudukan dan kesehatan reproduksi.
LAPANGAN PEKERJAAN
1. Konsultan manajemen riset
2. Konsultan statistic dan pengelolaan data kesehatan BPS, Bapedalda, BKKBN
3. Pengembangan software sistem informasi kesehatan
6. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Bagian K3 menyelenggarakan proses pendidikan dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Pendidikan S1 Kesehatan
Masyarakat dengan minat K3 dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan ahli K3 di berbagai sektor pekerjaan.
KOMPETENSI
1. Mampu meakukan pengenalan faktor bahaya (occupational health hazards) di tempat kerja.
2. Mampu melakukan pengukuran terhadap faktor bahaya di tempat kerja.
3. Mampu menggunakan data hasil pengukuran potensi bahaya di tempat kerja dalam merencanakan
program penaggulangan (manajemen data).
4. Mampu menggunakan data kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dalam menyusun program pencegahan
bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
5. Mampu mengendalikan potensi bahaya di tempat kerja berdasar hierarki kontrol bahay (loss prevention
programme).
6. Terampil melakukan monitoring dan evaluasi program pencegahan, penaggulangan masalah kesehatan di
tempat kerja.
LAPANGAN PEKERJAAN
Instansi pemerintah maupun non pemerintah dari tingkat pusat sampai daerah (Depkes, Depnaker, Pertamina,
Askes, Jamsostek, Rumah Sakit, PDAMK, industri makanan atau minuman, industri tekstil, kertas, dsb)
7. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Bagian PKIP menyiapkan mahasiswa lulusannya agar dapat berperan serta di masyarakat sebagai Agent of Change
berperan aktif memberdayakan masyarakat supaya mampu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan memperbaiki
kesehatan mereka secara Self Empowerment (pemberdayaan diri sendiri).
KOMPETENSI
1. Mampu mengukur/mengidentifikasi faktor-faktor perilaku yang mempengaruhi kesehatan
2. Mampu melakukan analisis penyebab masalah perilaku
3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan, memnuat desain dan menyajikan informasi yan berkaitan dengan kesehatan
kepada masyarakat
4. Mampu menyusun program perubahan perialaku masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan
5. Mampu menilai/mengukur perubahan perialaku masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan
6. Mampu melakukan identifikasi faktor-faktor perilaku yang merupakan faktor resiko terhadap kesehatan
7. Mampu menyusun, melaksanakan, monitoring, dan evaluasi program-program pengendalian faktor resiko
8. Mampu menjadi agen pembaharu dan penggerak masyarakat :
a. Mempunyai kemampuan sebagai leader
b. Mampu melakukan pemberdayaan masyarakat
c. Mampu menjalin jejaring kemitraan
LAPANGAN PEKERJAAN
1. Lembaga Swadaya Masyarakat PKBI, Pilar, Kalandara, Rumah Damai, Badan Narkoba Nasional, dan LSM lainnya, Komisi Penanggulangan Aid.
2. Rumah Sakit Pemerintah maupun Swasta
3. Media Elektronik : Stasiun Penyiaran Radio atau TV (Broadcast Station), Biro Periklanan, Biro Public Relations. Media Cetak : Surat Kabar
4. Institusi (Hotel, Mal, Bank, Pesantren, dsb)
5. Dalam unit di Departemen Kesehatan, Dinkes, Puskesmas dengan nama Biro/Bag/Unit Promosi Kesehatan.
6. Institusi Pendidikan (Perguruan Tinggi, Sekolah Tinggi Kesehatan, Poltekkes, Konselor Kesehatan di
TK,SD,SMP,SMU)
my kampus is.....????
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Alamat: Poltekkes Yogyakarta Jl. Tata Bumi No. 3 Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta Telp. 0274-617601 Program Studi: 1.Jurusan Keperawatan a. Jurusan Keperawatan Yogyakarta b. Prodi D4 Keperawatan Medikal Bedah c. Prodi D4 Keperawatan Gawat Darurat d. Prodi D4 Keperawatan anesthesi Reanimasi 2.Jurusan Kebidanan a. Prodi Kebidanan Mangkuyudan b. Prodi D4 Bidan Pendidik yogyakarta 3.Jurusan Kesehatan Lingkungan a. Prodi Kesehatan Lingkungan b. D4 Kesehatan Lingkungan 4.Jurusan Gizi a.Prodi Gizi Yogyakarta b.Prodi D4 Gizi Yogyakarta c.Prodi D4 Promosi Kesehatan 5.Jurusan Kesehatan Gigi a. Prodi Kesehatan Gigi b. Prodi D4 kesehatan Gigi 6. Jurusan Analisis Kesehatan a. Analisi Kesehatan Yogyakarta b. D4 Analisis Kesehatan Sejarah: Politeknik Kesehatan (POLTEKKES) Yogyakarta berdiri sesuai dengan Surat Keputusan Mentri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia No.298/Menkes-Kessos/SK/IV/2001. POLTEKKES merupakan fusi dari 6 Akademi Kesehatan Depkes yang ada di Yogyakarta yaitu : 1. Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta (AKK) di Ngadinegaran. 2. Akademi Gizi Yogyakarta (AKZI) di Banyuraden. 3. Akademi Kebidanan Yogyakarta (AKBID) di Mangkuyudan. 4. Pendidikan Ahli Madya Keperawatan Yogyakarta (PAM Keperawatan) di Banyuraden. 5. Akademi Kesehatan Gigi Yogyakarta (AKG) di Pingit. 6. Akademi Kesehatan Lingkungan Yogyakarta (AKL) di Banyuraden. Sesuai dengan tugas pokoknya, POLTEKKES Yogyakarta menyelenggarakan pendidikan profesi kesehatan setara D-III dan D-IV dalam keahlian Analis Kesehatan, Gizi, Kebidanan, Keperawatan, Kesehatan Gigi dan kesehatan Lingkungan. Fasilitas: 1. Tanah 127.054. m22. Tanah Bangunan Kantor Pemerintah 70.035 m2 3. Tanah Diklat 41.629 m2 4. Mobil station wagon 21 unit 5. Mikrobus 10 unit 6. Minibus 20 unit 7. Komputer ( PC unit ) 455 unit 8. Laptop / Note book 30 buah 9. L C D 50 buah 10. Lab. Bahasa beserta kelengkapannya 8 unit 11. Lab. Komputer beserta kelengkapanya 8 unit 12. Perpustakaan beserta kelengkapannya 7 unit 13. Asrama (kapasitas) 925 orang 14. Lab. Kesehatan Gigi dan Klinik Gigi 15. Lab. Anatomi Fisiologi 16. Lab. Klinik Keperawatan 17. Lab. Teknik Radiologi 18. Lab. Kimia |
Langganan:
Postingan (Atom)